Sabtu, 06 Juli 2013

RUKUN ISLAM IMAN KEPADA MALAIKAT



1. PENGERTIAN IMAN KEPADA MALAIKAT
Kata malaikat adalah jama’ dari kata malakun ( ﻣَﻠَﻚٌ ) yang artinya utusan. Menurut istilah, malaikat adalah makhluk rohani yang bersifat gaib, diciptakan dari nur (cahaya), selalu taat, tunduk serta patuh kepada Allah SWT, dan tidak pernah inkar kepada-Nya. Mereka tidak membutuhkan makan, minum, atau tidur. Mereka tidak mempunyai keinginan apapun secara fisik, serta menghabiskan waktunya siang dan malam hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Iman kepada Malaikat merupakan rukun iman yang kedua, sehingga pembahasan dalam bab ini merupakan kelanjutan dari rukun iman kepada Allah sebagai rukun iman yang pertama. Iman kepada Malaikat itu sendiri mengandung makna bahwa kita harus percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang diberi tugas oleh Allah dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sebagaimana perintah-Nya. Indikator dari orang beriman adalah memiliki keyakinan yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat Malaikat dan keyakinan tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud kongkrit dari iman tersebut adalah dibuktikan seorang muslim dalam perbuatan sehari-harinya.
Sebagai umat Islam beriman kepada hukumnya fardlu ‘ain (kewajiban yang bersifat individual). Adapun perintah untuk beriman kepada malaikat terdapat di beberapa ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW, antara lain hadits yang menerangkan iman kepada malaikat sebagai berikut :
ﻋَﻦْﺣُﻤَﻴْﺪﺑﻦﻋﺒﺪﭐﻟﺮﺣﻤﻦﭐﻟﺤﻤﻴﺮﻱﻗﺎﻝﻗﺎﻝﺭﺳﻮﻝﭐﷲﺹﻡﭐﻹِْﻳْﻤَﺎﻥُأَﻥْﺗُﺆْﻣِﻦَﺑِﺎﷲِﻭَﻣَﻠٰﺌِﻜَﺘِﻪِﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِﻭَﺭُﺳُﻠِﻪِﻭَﭐﻟْﻴَﻮْﻡِﭐﻵْﺧِﺮِﻭَﺗُﺆْﻣِﻦَﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِﺧَﻴْﺮِﻩِﻭَﺷَﺮﱢﻩِ
Artinya : “Dari Humaid bin Abdurrahman Al Humairi berkata, telah bersabda Rasulullah SAW : ‘’Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan percaya kepada qadar yang baik dan buruk’’. (H.R. Muslim).
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, tentu akan beriman pula kepada para Malaikat. Hal ini merupakan konsekuensi logis karena Malaikat merupakan salah satu ciptaan-Nya yang harus diyakini eksistensinya dalam alam semesta ini.
Malaikat adalah ciptaan Allah yang berasal dari cahaya (nur) dan senantiasa mengabdi kepada Allah serta tidak pernah berbuat maksiat kepada-Nya. Malaikat ini merupakan makhluk Allah yang selalu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka dengan penuh ketaatan, bahkan malaikat juga bersujud kepada manusia, berbeda dengan iblis yang menentang perintah bersujud kepada manusia tersebut. Hal ini disebabkan karena iblis diciptakan Allah dari api (naar).
2. DALIL NAQLI IMAN KEPADA MALAIKAT
Sebagai rukun iman yang kedua, iman kepada Malaikat ini memiliki landasan (dalil) dalam pengambilan hukumnya. Di antara dalil yang menunjukkan adanya kewajiban iman kepada Malaikat antara lain :
a. Q.S Al-Baqarah 285:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah , malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

b. QS AT Tahrim 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
clip_image006
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
c. Q.S An-Nisa’ ayat 136:
clip_image008
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
  1. Hadits
خلقت الملآئكت من نور وخلق الجان من مارج من نار وخلق ادم مما وصف لكم ( رواه البخاري )
“Malaikat itu diciptakan dari cahaya sedangkan jin dari nyala api dan adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua”. (dari tanah). (H.R. Muslim dan Aisyah).
Iman kepada Malaikat Allah SWT
1. Pengertian beriman kepada malaikat Allah
Iman kepada malaikat berarti mempercayai adanya malaikat Allah yang mempunyai tugas untuk melaksanakan segala perintah-Nya.
2. Dalil naqli tentang malaikat Allah
(QS. Al-Anbiya: 19-20)
وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلا يَسْتَحْسِرُونَ
19.Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.
 20.Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لا يَفْتُرُونَ

3. Perbedaan malaikat, jin, syetan, dan iblis
Malaikat
Jin
Syetan
Iblis
Makhluq yang selalu taat kepada Allah
Ada yang taat dan ada yang tidak
Tidak taat dan membangkang kepada Allah
Iblis adalah nenek moyang dari syetan, yang Allah usir dari surga. Sifat-sifat Iblis sama dengan syetan.
Berbuat kebajikan, beribadah kepada Allah
Ada yang beribadah dan beriman, ada juga yang kufur
Kufur, mengajak berbuat dosa dan melanggar perintah Allah
Diciptakan dari Nur (cahaya)
Diciptakan dari api
Diciptakan dari api
Tidak makan-minum, tidak tidur, tidak beranak
Makan-minum, tidur, dan beranak
Makan-minum, tidur, dan beranak
4. Jumlah dan nama-nama malaikat Allah serta tugas-tugasnya
Hanya Allah yang tahu jumlah seluruh malaikat. Namun, yang wajib kita ketahui seperti yang diterangakan dalam Al-Qur’an dan Hadits ada sepuluh, sbb:
1) Jibril, bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul.
2) Mikail, bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluq.
3) Israfil, bertugas meniup sangkakala (terompet) atas perintah Allah.
4) Izrail, bertugas mencabut nyawa makhluq Allah.
5) Munkar, bertugas menanyakan dan memeriksa amal manusia di alam kubur.
6) Nakir, bertugas menanyakan dan memeriksa amal manusia di alam kubur.
7) Raqib, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia yang baik.
8) Atid, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia yang buruk.
9) Malik, bertugas menjaga neraka.
10) Ridwan, bertugas menjaga surga.

Tingkatan, tugas dan Wewenang diantara Malaikat

Mengenai tingkatan, tugas dan wewenangnya, Al-Qur’an menyebutkannya sebagai berikut:

Malaikat jibril adalah pimpinan umum dan sangat terkemuka diantara mereka. Dia sebagai utusan Allah kepada kepada seluruh nabi dan rasul untuk menyampaikan Al-Wahyu dan petunjuk lainnya. Malaikat ini sangat perkasa, punya kekauatan yang luar biasa. Dengan sekejap mata, ia dapat mengarungi angkaha yang mahaluas hingga “sidratul Muntaha”(berada di langit ke tujuh) sampai  kembali ke bumi ketika memimpin dan menuntun perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. ia juga punya kedudukan yang kuat di sisi Allah dan mendapat tempat mulia disana. malaikat ini  dipatuhi oleh bawahannya, pemimpin yang bijaksana dan sangat dipercaya Allah SWT, hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT :مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ 
“Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar firman Allah yang dibawa oleh utusan yang mulia (jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi disisi Allah, pemilik “arasy, yang ditaati di sana(alam malaikat) lagi dipercaya” (QS At-Takwir 19-21) 
Malaikat yang diserahi tugas mengatur pembagian rezeki semua makhluk di seluruh alam adalah Malaikat Mikail. Tugasnya diterangkan dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Baihaqi’ dengan sanad yang hasan  yang artinya:
 “ Ketika Rasulullah bertanya kepada jibril, apa tugas malaikat Mikail? Jibril menjawab : (Ia ditugaskan untuk mengatur) tumbuh-tumbuhan dan hujan”

Malaikat Israfil ditugaskan meniup sangkakala (ashshur). ia senantiasa meletakkan mulutnya pada tempat peniupan sangkakala, sebagai tindakan berjaga-jaga kalau-kalau mendadak ada perintah dari Allah . beginilah contoh kepatuhan para malaikat kepada Allah. Entah berapa juta tahun keadaan seperti demikian, namun ia tetap setia kepada tugasnya. Ia sedikitpun tidak lelah, bosan, jemu atau sejenisnya. Peniupan sangkakala itu dilakukan dua kali, seperti yang diceritakan dalam ayat Al-Qur’an:
 وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
 “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa saja yang berada di langit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”  (QS Az-Zumar 68)

Malaikat yang bertugas mencabut nyawa (roh) makhluk hidup (bila telah tiba ajalnya), adalah Izrail. Tugas ini telah ditegaskan dalam Al-Qur’an :
 قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
  “Katakanlah: malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian hanya kepada Rabbmu kamu pasti dikembalikan” (QS As Sajdah 11)

Dijelaskan pula bahwa malaikat ini mempunyai bawahan yang setia, patuh dan taat kepadanya, sebagaimana dijelaskan oleh al-Qur’an:
 وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لا يُفَرِّطُونَ
  “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya” (QS Al-An’am


 Keterangan-keterangan lain  perihal malaikat, didapat dari Al-Qur’an dan Sunnah, antara lain :
17.  إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ
18.  مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“ Yaitu ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya (Raqib-atid), seorang duduk di kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS.Qaaf 17-18).




 Jumlah malaikat dan kekeliruan manusia terhadap Wujud Malaikat

Pada hakekatnya malaikat itu sangat banyak, tak ada yang mengetahui jumlahnya, Allah berfirman:
 “Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah itu dianggap perempuan. Apa mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu?Kelak pasti dituliskan (bohongnya) kesaksian mereka dan mereka pasti dimintai pertanggungjawaban” (QS Az-Zukhruf 19).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar