1. PENGERTIAN IMAN KEPADA MALAIKAT
Kata malaikat adalah jama’ dari kata
malakun ( ﻣَﻠَﻚٌ ) yang artinya utusan. Menurut istilah, malaikat adalah
makhluk rohani yang bersifat gaib, diciptakan dari nur (cahaya), selalu
taat, tunduk serta patuh kepada Allah SWT, dan tidak pernah inkar kepada-Nya.
Mereka tidak membutuhkan makan, minum, atau tidur. Mereka tidak mempunyai
keinginan apapun secara fisik, serta menghabiskan waktunya siang dan malam
hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Iman kepada Malaikat merupakan rukun
iman yang kedua, sehingga pembahasan dalam bab ini merupakan kelanjutan dari
rukun iman kepada Allah sebagai rukun iman yang pertama. Iman kepada
Malaikat itu sendiri mengandung makna bahwa kita harus percaya dan yakin
dengan sepenuh hati bahwa Malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang diberi
tugas oleh Allah dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sebagaimana perintah-Nya.
Indikator dari orang beriman adalah memiliki keyakinan yang kuat dalam hatinya
bahwa di alam semesta ini terdapat Malaikat dan keyakinan tersebut diucapkan
melalui lisannya. Wujud kongkrit dari iman tersebut adalah dibuktikan seorang
muslim dalam perbuatan sehari-harinya.
Sebagai umat Islam beriman kepada
hukumnya fardlu ‘ain (kewajiban yang bersifat individual). Adapun perintah
untuk beriman kepada malaikat terdapat di beberapa ayat Al Qur’an dan Hadits
Nabi SAW, antara lain hadits yang menerangkan iman kepada malaikat sebagai
berikut :
ﻋَﻦْﺣُﻤَﻴْﺪﺑﻦﻋﺒﺪﭐﻟﺮﺣﻤﻦﭐﻟﺤﻤﻴﺮﻱﻗﺎﻝﻗﺎﻝﺭﺳﻮﻝﭐﷲﺹﻡﭐﻹِْﻳْﻤَﺎﻥُأَﻥْﺗُﺆْﻣِﻦَﺑِﺎﷲِﻭَﻣَﻠٰﺌِﻜَﺘِﻪِﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِﻭَﺭُﺳُﻠِﻪِﻭَﭐﻟْﻴَﻮْﻡِﭐﻵْﺧِﺮِﻭَﺗُﺆْﻣِﻦَﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِﺧَﻴْﺮِﻩِﻭَﺷَﺮﱢﻩِ
Artinya : “Dari Humaid bin
Abdurrahman Al Humairi berkata, telah bersabda Rasulullah SAW : ‘’Iman itu
ialah engkau percaya kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan percaya kepada qadar yang baik dan buruk’’.
(H.R. Muslim).
Sebagai orang yang beriman kepada
Allah, tentu akan beriman pula kepada para Malaikat. Hal ini merupakan
konsekuensi logis karena Malaikat merupakan salah satu ciptaan-Nya yang harus
diyakini eksistensinya dalam alam semesta ini.
Malaikat adalah ciptaan Allah yang
berasal dari cahaya (nur) dan senantiasa mengabdi kepada Allah serta
tidak pernah berbuat maksiat kepada-Nya. Malaikat ini merupakan makhluk Allah
yang selalu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka dengan penuh
ketaatan, bahkan malaikat juga bersujud kepada manusia, berbeda dengan iblis
yang menentang perintah bersujud kepada manusia tersebut. Hal ini disebabkan
karena iblis diciptakan Allah dari api (naar).
2. DALIL NAQLI IMAN KEPADA MALAIKAT
Sebagai rukun iman yang kedua, iman
kepada Malaikat ini memiliki landasan (dalil) dalam pengambilan
hukumnya. Di antara dalil yang menunjukkan adanya kewajiban iman kepada
Malaikat antara lain :
a. Q.S Al-Baqarah 285:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ
كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ
مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Artinya: “Rasul telah beriman kepada
Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah , malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”,
dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah
kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
b. QS AT Tahrim 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.
c. Q.S An-Nisa’ ayat 136:
Artinya: “Wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang
Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.
- Hadits
خلقت الملآئكت من نور وخلق الجان من
مارج من نار وخلق ادم مما وصف لكم ( رواه البخاري )
“Malaikat itu diciptakan dari cahaya
sedangkan jin dari nyala api dan adam diciptakan dari apa yang telah
diterangkan pada kamu semua”. (dari tanah). (H.R. Muslim dan Aisyah).
Iman kepada
Malaikat Allah SWT
1. Pengertian beriman kepada malaikat Allah
Iman
kepada malaikat berarti mempercayai adanya malaikat Allah yang mempunyai tugas
untuk melaksanakan segala perintah-Nya.
2. Dalil naqli tentang malaikat Allah
(QS. Al-Anbiya: 19-20)
وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لا
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلا يَسْتَحْسِرُونَ
|
19.Dan
kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat
yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan
tiada (pula) merasa letih.
|
20.Mereka selalu bertasbih malam dan siang
tiada henti-hentinya.
|
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لا يَفْتُرُونَ
|
3. Perbedaan malaikat, jin, syetan, dan iblis
Malaikat
|
Jin
|
Syetan
|
Iblis
|
Makhluq yang
selalu taat kepada Allah
|
Ada yang taat
dan ada yang tidak
|
Tidak taat
dan membangkang kepada Allah
|
Iblis adalah
nenek moyang dari syetan, yang Allah usir dari surga. Sifat-sifat Iblis sama
dengan syetan.
|
Berbuat
kebajikan, beribadah kepada Allah
|
Ada yang
beribadah dan beriman, ada juga yang kufur
|
Kufur,
mengajak berbuat dosa dan melanggar perintah Allah
|
|
Diciptakan
dari Nur (cahaya)
|
Diciptakan
dari api
|
Diciptakan
dari api
|
|
Tidak
makan-minum, tidak tidur, tidak beranak
|
Makan-minum,
tidur, dan beranak
|
Makan-minum, tidur,
dan beranak
|
|
4. Jumlah dan nama-nama malaikat Allah
serta tugas-tugasnya
Hanya Allah yang tahu jumlah seluruh malaikat. Namun,
yang wajib kita ketahui seperti yang diterangakan dalam Al-Qur’an dan Hadits
ada sepuluh, sbb:
1) Jibril, bertugas menyampaikan wahyu
kepada para Nabi dan Rasul.
2) Mikail, bertugas membagi rezeki
kepada seluruh makhluq.
3) Israfil, bertugas meniup sangkakala
(terompet) atas perintah Allah.
4) Izrail, bertugas mencabut nyawa makhluq Allah.
5) Munkar, bertugas menanyakan dan
memeriksa amal manusia di alam kubur.
6) Nakir, bertugas menanyakan dan
memeriksa amal manusia di alam kubur.
7) Raqib, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia
yang baik.
8) Atid, bertugas mencatat semua amal perbuatan manusia yang
buruk.
9) Malik, bertugas menjaga neraka.
10) Ridwan, bertugas menjaga surga.
Tingkatan, tugas dan Wewenang diantara Malaikat
Mengenai
tingkatan, tugas dan wewenangnya, Al-Qur’an menyebutkannya sebagai berikut:
Malaikat
jibril adalah pimpinan umum dan sangat terkemuka diantara mereka. Dia sebagai
utusan Allah kepada kepada seluruh nabi dan rasul untuk menyampaikan Al-Wahyu
dan petunjuk lainnya. Malaikat ini sangat perkasa, punya kekauatan yang luar
biasa. Dengan sekejap mata, ia dapat mengarungi angkaha yang mahaluas hingga
“sidratul Muntaha”(berada di langit ke tujuh) sampai kembali ke bumi
ketika memimpin dan menuntun perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. ia juga
punya kedudukan yang kuat di sisi Allah dan mendapat tempat mulia disana.
malaikat ini dipatuhi oleh bawahannya, pemimpin yang bijaksana dan sangat
dipercaya Allah SWT, hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT :مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
“Sesungguhnya
Al-Qur’an itu benar-benar firman Allah yang dibawa oleh utusan yang mulia
(jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi disisi
Allah, pemilik “arasy, yang ditaati di sana(alam malaikat) lagi dipercaya” (QS
At-Takwir 19-21)
Malaikat
yang diserahi tugas mengatur pembagian rezeki semua makhluk di seluruh alam
adalah Malaikat Mikail. Tugasnya diterangkan dalam sebuah Hadist yang
diriwayatkan oleh Thabrani dan Baihaqi’ dengan sanad yang hasan yang
artinya:
“
Ketika Rasulullah bertanya kepada jibril, apa tugas malaikat Mikail? Jibril
menjawab : (Ia ditugaskan untuk mengatur) tumbuh-tumbuhan dan hujan”
Malaikat
Israfil ditugaskan meniup sangkakala (ashshur). ia senantiasa meletakkan
mulutnya pada tempat peniupan sangkakala, sebagai tindakan berjaga-jaga
kalau-kalau mendadak ada perintah dari Allah . beginilah contoh kepatuhan para
malaikat kepada Allah. Entah berapa juta tahun keadaan seperti demikian, namun
ia tetap setia kepada tugasnya. Ia sedikitpun tidak lelah, bosan, jemu atau
sejenisnya. Peniupan sangkakala itu dilakukan dua kali, seperti yang
diceritakan dalam ayat Al-Qur’an:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ
إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
“Dan
ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa saja yang berada di langit dan di bumi
kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi,
maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)” (QS
Az-Zumar 68)
Malaikat
yang bertugas mencabut nyawa (roh) makhluk hidup (bila telah tiba ajalnya),
adalah Izrail. Tugas ini telah ditegaskan dalam Al-Qur’an :
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى
رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
“Katakanlah:
malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu,
kemudian hanya kepada Rabbmu kamu pasti dikembalikan” (QS As Sajdah 11)
Dijelaskan
pula bahwa malaikat ini mempunyai bawahan yang setia, patuh dan taat kepadanya,
sebagaimana dijelaskan oleh al-Qur’an:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى
إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لا يُفَرِّطُونَ
“Dan
Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya dan
diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang diantara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami,
dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya” (QS Al-An’am
Keterangan-keterangan lain perihal
malaikat, didapat dari Al-Qur’an dan Sunnah, antara lain :
17. إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ
قَعِيدٌ
18. مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“
Yaitu ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya (Raqib-atid), seorang
duduk di kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”
(QS.Qaaf 17-18).
Jumlah malaikat dan kekeliruan manusia
terhadap Wujud Malaikat
Pada
hakekatnya malaikat itu sangat banyak, tak ada yang mengetahui jumlahnya, Allah
berfirman:
“Dan
mereka menjadikan malaikat-malaikat yang hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah
itu dianggap perempuan. Apa mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat
itu?Kelak pasti dituliskan (bohongnya) kesaksian mereka dan mereka pasti
dimintai pertanggungjawaban” (QS Az-Zukhruf 19).